30 Falsafah PSHT Lengkap Beserta Artinya – Setia Hati

25 Falsafah PSHT yang Ditanamkan kepada Anggota
25 Falsafah PSHT yang Ditanamkan kepada Anggota

Selain panca dasar, ada falsafah psht yang terkenal. Falsafah ini dapat menjadi nasihat untuk pribadi kita mau pun orang di sekitar agar menjadi manusia yang berbudi luhur, tahu benar dan salah.

Psht.or.id dalam artikel yang ditulis oleh humas mengatakan bahwa warga dan anggota diberi bekal falsafah PSHT yang ditanamkan pada setiap individu. Ajaran-ajaran tersebut telah menjadi keyakinan kuat bagi semua warga PSHT sehingga menjadi kekuatan yang menyatukan persaudaraan.

Bacaan Lainnya

PSHT membantu anggotanya untuk mengembangkan karakter yang menjunjung tinggi kejujuran, menjaga keseimbangan fisik, mental atau pikiran, emosi, sosial, dan spiritual. Penanaman nilai-nilai falsafah ini menjadi penting mengingat harus berhadapan dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini secara tidak langasung mempengaruhi pendekatan yang diperlukan untuk menanamkan nilai tersebut.

Baca Juga: 5 Panca Dasar PSHT yang Harus Ditanamkan dalam Hati Setiap Pendekar

Lalu, apa saja falsafah PSHT yang bisa kita ambil pelajaran darinya?

30 Falsafah PSHT yang Ditanamkan kepada Anggota

Falsafah PSHT yang Ditanamkan kepada Anggota
Falsafah PSHT yang Ditanamkan kepada Anggota
  1. Manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan (dibunuh) tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya sendiri atau ber-SH pada diri sendiri.
  2. Sepiro gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi cobo – Seberapa pun beaar suatu kesengsaraan jika mamlu menerimanya dengan lapang hati akan jadi cobaan ringan semata
  3.  Olo tanpo rupo yen tumandhang amung sedhelo – Setiap kesusahan, keburukan, serta masalah-masalah apabila dijalani dengan lapang dada maka akan terasa sebentar saja
  4.  Tego larane, ora tego patine – Berani karena kebenaran, menyakiti untuk memberi tahu kebenaran namun tidak untuk membunuhnya.
  5.  Suro Joyo diningrat lebur dening pangastuti – segala kesempurnaan hidup diluluhkan dengan budi pekerti yang luhur.
  6.  Satria ingkang pilih tanding – pendekar hanya memilih lawan yang sanggup menghadapinya, bukan menindas.
  7.  Ojo waton ngomong ning yen ngoming sing gawe waton – membuktikan apa yang telah dikatakan.
  8.  Ngluruk tanpo bolo,enang tanpo ngrasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha – mendatangi tanpa kawan, menang tanpa perlu menjatuhkan, sakti tanpa kesaktian, dan kaya tanpa kesombongan.
  9. Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan – jangan mengeluh saat merasa susah, jangan meratapi kehilangan.
  10.  Ojo seneng gawe susahe liyan, opo alane gawe seneng liyan – jangan suka merepotkan orang lain, bahagiakanlah orang lain
  11. Ojo rumongso biso  ing sing biso rumongso – Jangan merasa bisa, namun juga bisa merasakan.
  12.  Ngunduh woh ing pakarthi – Siapa yang mengusahakan sesuatu pasti akan mendapatkannya.
  13.  Jer basuki mowo beya – segala hasil perlu pengorbanan
  14.  Budhi dayane manungso tan keno ngluwihi kodrate sing Moho Kuwoso – Segala daya dan upaya manusia tidak akan bisa melebihi apa yang dikehendaki Tuhan YME.
  15.  Memayu hayuning bawono, ambrasto dur hangkoro – mengindahkan dunia serta menjauhi sifat angkara murka, serakah, dan tamak.
  16. Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngngsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang
  17. sejatine awake dewe – setinggi-tingginya ilmu pengetahuan, sedalam-dalamnya menuntut ilmu, sebanyak-banyaknya guru yang memberi pengajaran, kamu tetap harus bergantung pada diri sendiri.
  18. Sopo sing wis biso nemoake sedulur batine kakang kawah adi ari-ari papat kiblat lima pancer, sejatine wis nemu guru sejatine – siapa yang telah menemukan keahlian dan minat untuk dirinya, sejatinya ia telah menemukan jati dirinya
  19. Sekti tanpo aji digyo tanpo guru – biaa tanpa belajar, hebat tanpa diajari.
  20. Kridhoning ati ora bisa mbedhah kuthoning pesthi – perasaan dalam jiwa tidak bisa mengubha takdir.
  21. Amemangun karyenak tyasing sesama – buat orang lain merasa nyaman.
  22. Sukeng tyas yen den hito – bersedia menerima nasihat.
  23. Ojo adigang adigung adiguno – jangan merasa paling berkuasa, paling besar, dan paling sakti.
  24. Ojo milik barang kang melok, ojo mangro mundak kendo – jangan tergoda harta, jangan berpaling hati agar senantiasa semangat.
  25. Sing resik uripe bakal mulya – Yang bersih hidupnya akan mulia.
  26. Ojo kumiter mundak keblinger, ojo cidro mundak ciloko, sing was-was tiwas – jangan merasa paling pintar karena akan tersesat, jangan berbuat curang karena akan celaka, yabg ragu akan binasa.
  27. Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan lan kemareman – jangan terobsesi kedudukan, duniawi, dan kepuasan semata.
  28. Ojo gumunan, ojo getunan, ojo kagetan, ojo aleman – Jangan mudah heran, jangan gampang kecewa, jangan gamoang kaget, jangan merasa manja.
  29. Sepi ing pamrih rame ing game, banter tan mbancangi, dhuwuer tan ngungkuli – bekerja dengan giat tanoa pamrih, cepat tanpa tergesa, dan tinggi tanpa menandingi.
  30. Urip iku urup – Hidup itu menghidupi dan bermanfaat bagi orang lain di sekitarnya.
  31. Sak apik-apike wong yen aweh pitulung kanthi ckrk dedhemitan – sebaik-baiknya orang adalag memberi pertolongan tanpa perlu pamer.

Baca Juga: Pendiri PSHT, Sejarah, Dan Ketua Umum Tahun 1922 – Sekarang

Itulah 30 falsafah PSHT yang akan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Semoga dapat menjadi manusia yang lebih arif dan bijak dalam menjala kehidupan.

Pos terkait