Aliran Pencak Silat Di Indonesia Dengan Tenaga Dalam

aliran pencak silat
aliran pencak silat

Pencak silat merupakan salah satu seni bela diri tradisional di Indonesia yang tetap eksis hingga saat ini. Menariknya lagi setiap daerah memiliki aliran pencak silat masing – masing. Oleh karena itu bela diri ini hampir dikenal di seluruh Indonesia.

Pencak Silat sendiri menurut Eddie Marzuki (Bapak pencak silat dunia), berasal dari dua daerah di Indonesia, yakni Minangkabau (Sumatera Barat) dan Cimande (Jawa Barat). Pencak Silat Minangkabau lebih dominan menggunakan kaki, sedangkan Cimande lebih dominan menggunakan tangan.

Bacaan Lainnya

6 Aliran Pencak Silat Di Indonesia Dengan Kekuatan Tenaga Dalam

Pada 12 Desember 2019, pencak silat ditetapkan UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan budaya tak benda. Di Indonesia sendiri begitu banyak aliran pencak silat. Artikel ini hanya fokus kepada aliran yang memanfaatkan kekuatan tenaga dalam.

Pencak Silat Putra Kera Sakti

Pencak Silat Putra Kera Sakti sudah ada di kota Madiun sejak tahun 1980. Pendirinya adalah R. Totong Kiemdarto. Disebut aliran Putera Kera Sakti karena gaya pertarungan mirip dengan gerakan kungfu atau kuntau dan juga menggunakan jurus kera (nan pie ho jien).

Baca Juga: Kuda Kuda Pencak Silat dan Teknik Dasar Lainnya

Totong Kiemdarto sendiri mengadopsi gerakan tersebut dari pendekar kungfu  China yang ada di Indonesia, lalu menerapkannya dalam silat. Dalam aliran Putera Kera Sakti ini, terdapat 5 tingkatan sabuk.

Tingkat dasar I menggunakan sabuk hitam, tingkat dasar II menggunakan sabuk kuning, warga tingkat I menggunakan sabuk biru, warga tingkat II menggunakan sabuk merah, dan warta tingkat III menggunakan sabuk merah strip emas (yang paling tinggi).

Aliran Pencak Silat Cimande

Di kampung Cimande, Caringin, Kabupaten Bogor juga merupakan salah satu tempat asal lahirnya pencak silat di Indonesia. Pendiri pencak silat ini adalah Abah Khaer. Dalam aliran ini nilai dan norma – norma sosial sangat dijunjung tinggi. Para pesilat juga harus memiliki perilaku baik.

Dalam pencak silat ini ada yang namanya Taleg, yaitu kode etik yang harus dihormati dan ditaati oleh seluruh anggotanya. Pesilat juga harus taat kepada Tuhan, menghormati orang yang lebih tua, tidak melawan guru, dan nilai norma lainnya. Dalam bela diri ini, terdapat jurus utama yang disebut dengan jurus pemacan.

Pencak Silat Pagar Nusa

Pencak Silat Pagar Nusa sendiri merupakan perkumpulan pencak silat yang ada di bawah NU (Nahdlatul Ulama). Perkumpulan ini dibentuk pada tahun 1986. Beberapa aliran pencak silat yang pernah dikenal seperti Pagar Nusa Batara Perkasa, Pagar Nusa Gasmi dan yang lainnya.

Nilai – nilai yang di junjung dalam pencak silat ini merupakan nilai yang ada pada NU, seperti Ukhwah (persaudaraan)  pagar Nusa, Ukhwah Nahliyyah, Ukhwah Islamiah, Ukhwah Basyariyah, Ukhwah Insaniyah, dan yang lainnya.

Persaudaraan Setia Hati Terate

Aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate ini merupakan salah satu yang tertua karena sudah ada sejak tahun 1903. Pendiri aliran ini adalah Ki Ngabehi Soeromihardjo atau sering disebut sebagai Eyang Suro.

Disebut Setia Hati karena fokus utama aliran ini adalah untuk membuat kesatuan hati dan pikiran manusia untuk Tuhan. Kata Teratate dalam aliran ini memiliki makna keindahan dan keagungan, layaknya bunga terate.

Persaudaraan Setia Hati Terate ini juga sangat mengutamakan persaudaraan. Gerakan – gerakannya merupakan perpaduan dari ilmu spiritual dan gerakan pencak silat.

Pencak Silat Perisai Diri

Pencak Silat Perisai Diri didirikan oleh RM Soebandiman. Ia merupakan Putra bangsawan Keraton Paku Alam dan mendirikan aliran pencak silat ini pada tahun 1955. RM Soebandiman mempelajari dan mengembangkan silat ini di daerah Taman Siswa.

Baca Juga: SH Winongo – Sejarah dan 20 Arti Lambang PSHW

Hal menarik dari aliran Perisai Diri ini adalah teknik yang digunakan berasal dari 156 aliran silat yang ada di berbagai daerah Indonesia. Selain itu dianut juga beberapa teknik dari aliran Shaolin. Oleh karena itu teknik yang dimiliki semakin beragam.

Para pesilat dilatih untuk bertarung dengan tangan kosong dan juga senjata. Umumnya teknik yang dipelajari adalah yang paling efektif dan efisien ketika membela diri. Latihan serang dan hindar merupakan yang paling diutamakan.

Silat Merpati Putih

Silat Merpati Putih merupakan singkatan dari Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening. Jika diaratikan secara bebas maka artinya mencari sampai mendapatkan kebenaran dengan ketenangan. Makna tersebut menuntut pesilat untuk selalu menyatukan hati dan pikiran saat bertindak.

Merpati Putih sendiri lebih mengutamakan pertarungan tangan kosong. Oleh karena itu kekuatan fisik sangat dilatih. Dulunya aliran ini hanya diajarkan untuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saja. Namun kini masyarakat juga sudah banyak yang mempelajarinya.

Sama halnya dengan Strategi Catur. Sebenarya masih banyak aliran dari pencak silat lain di Indonesia, karena hampir setiap suku maupun daerah memiliki alirannya masing – masing. Hingga saat ini aliran pencak silat tersebut terus berkembang.

Pos terkait