Rumah adat suku Aceh merupakan salah satu warisan kebudayaan dari tanah Aceh. Rumah ini bukan hanya tempat tinggal semata namun juga mengandung makna, filosofi, dan nilai seni yang tinggi. Salah satu bentuk seni dalam rumah adat Aceh terlihat dari motif ukiran yang menjadi ornamennya.
Ukiran Rumah Adat Provinsi Aceh
Pada rumah Aceh memiliki ornamen dalam bentuk ukiran. Ornamen tersebut dipahat pada pada papan dinding kayu. Namun ada juga ornamen dari kayu yang disematkan di dinding. Bentuk ukiran tersebut sangat bervariasi dan memiliki ciri khas tersendiri.
Ukiran yang terdapat di rumah adat suku Aceh, menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh memiliki jiwa seni yang tinggi. Ornamen ini bahkan tak hanya ada di rumah adat saja, namun juga sering ditemukan di tempat ibadah dan kantor pemerintahan.
Motif rumah adat Provinsi Aceh menjadi bagian dari sikap dan pandangan hidup orang Aceh. Ukiran flora dan fauna bermakna sebuah kecintaan terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan. Motif bulan dan bintang mengandung filosofi sebagai isyarat agam Islam. Sedangkan motif awan bermakna lambang kesuburan.
Selain ketiga motif tersebut, ada juga motif taloe meuputa (tali berpintal) yang bermakna ikatan persaudaraan dalam masyarakat Aceh. Mengutip dari buku Arsitektur Rumah Tradisional Aceh, berikut beberapa motif yang terdapat di rumah adat suku Aceh.
Baca Juga: 5 Cara Memilih Nama Bayi Laki-Laki Islami Terbaik Sesuai Sunnah
Motif Keagamaan
Agama dan masyarakat Aceh memang dua hal yang sulit dipisahkan. Bahkan daerah ini disebut sebagai Serambi Mekah. Keberadaan agama bisa terlihat dari ornamen yang terdapat di rumah adat Provinsi Aceh. Pada rumah adat tersebut sering ditemukan motif bercorak bulan, bintang, dan kaligrafi dengan tulisan arab. Kaligrafi yang banyak ditemukan yaitu tulisan Allah dan Muhammad dengan menggunakan tulisan Arab. Motif tersebut biasanya ditemukan di dinding bagian tulak angen.
Motif Flora
Rumah adat Suku Aceh juga memiliki motif flora atau tumbuhan. motif tersebut bisa berbentuk akar, batang, bunga, atau daun. Motif ini biasanya terdapat di tangga, dinding tulang angen (rongga angin), balok di kap atap, dan jendela.
Motif Fauna
Motif ukuran lainnya yang ada di rumah adat Suku Aceh selanjutnya yaitu fauna. Motif ini biasanya bercorak hewan unggas yang umumnya banyak disukai masyarakat Aceh. Misalnya motif merpati dan balam atau perkutut.
Motif Lain
Rumah adat Provinsi Aceh juga memiliki motif ukir lain seperti pucok reubong atau pucuk rebung bambu. Maksud motif ini yaitu hidup bermula dari rebung kemudian berproses menjadi bambu. Yang sama saja artinya bahwa kehidupan bermula dari hal yang kecil kemudian berproses menuju ke tahapan yang lebih besar. Selain itu, ada juga motif bungong kipah atau bunga kipas dan daun sirih yang memiliki makna tersendiri.
Elemen Rumah Adat Suku Aceh
Rumah adat Provinsi Aceh merupakan bangunan yang terbuat dari kayu. Hanya bagian atap yang terbuat dari daun rumbia. Sementara itu, pasak digunakan untuk menyatukan antar elemen dalam bangunan tersebut. Masih mengutip dari Arsitektur Rumah Tradisional Aceh, berikut beberapa elemen dari rumah adat Suku Aceh beserta fungsinya.
Tameh
Tameh merupakan bagian yang digunakan sebagai penyangga badan. Terdapat sebuah pribahasa Aceh “Kreuh beu beutoi kreuh, beulagee kreuh kayee jeut keu tamèh rumoh; Leumoh beu beutoi leumoh, beulagee taloe seunikat bubông rumoh” yang artinya “Jika keras, haruslah sekeras kayu tiang penyangga rumah; jika lentur, mesti selentur tali pengingat atap rumah. Peribahasa tersebut memiliki filosofi bahwa orang Aceh memiliki pendirian yang teguh namun berhati lembut.
Tameh Raja
Bagian rumah adat Suku Aceh ini merupakan tiang utama sisi kanan pintu masuk. Disebut tiang raja karena tiang ini lebih besar dibanding tiang lain dan posisi berada di kanan pintu masuk.
Tameh Putroe
Tiang putri merupakan tiang utama sisi kiri pintu masuk. Tiang tersebut merupakan pasangan tiang raja. Disebut sebagai tiang putri karena letaknya berdampingan dengan tiang raja.
Gaki Tameh
Gaki tameh atau kaki tiang yang merupakan alas tiang. Biasanya terbuat dari batu sungai yang fungsinya untuk penyangga kayu agar tidak masuk ke dalam tanah.
Rok
Rok atau balok pengunci biasanya berfungsi untuk menguatkan antar ujung setiap balok.
Thoi
Bagian rumah adat Suku Aceh ini merupakan balok pengunci yang arahnya tegak lurus dengan rok.
Peulangan
Peulangan merupakan tempat bertumpu dinding dalam atau interior.
Kindang
Merupakan tempat bertumpu dinding luar atau eksterior.
Aleu
Bagian ini merupakan lantai yang dibuat dari papan dengan bilah kecil.
Rante Aleu
Rante aleu merupakan pengikat lantai yang terbuat dari rotan atau tali.
Lhue
Adalah sebuah balok rangka yang digunakan untuk menyangga lantai.
Neudhuek Lhue
Bagian rumah adat Suku Aceh ini merupakan tempat bertumpunya lhue.
Binteh
Merupakan dinding rumah.
Binteh Cato
Merupakan dinding catur yang menjadi salah satu bentuk jalinan dinding.
Boh Pisang
Yaitu sebuah papan kecil di atas kindang.
Tingkep
Merupakan istilah untuk jendela. Dalam rumah adat Provinsi Aceh jendela memiliki ukuran kecil. Jendela utama rumah adat tersebut ada di sisi rumah.
Pinto atau Pintu
Rungka atau Rangka Atap
Tuleueng Rhueung
Bagian ini dikenal juga sebagai balok wuwung yang fungsinya untuk tempat bersandar kaso di ujung atas. Balok ini terbuat dari kayu ringan agar tidak membebani atap.
Gaseue Gantong atau Kaki Kuda-Kuda
Puteng Tamer
Elemen rumah adat Suku Aceh ini merupakan bagian ujung tiang yang dipahat sebagai penyambung balok.
Taloe Pawai
Adalah tali pengikat atap yang diikat pada ujung bui teungeut.
Bui Teungeut
Merupakan potongan kayu yang fungsinya untuk menahan neudhuek gaseue.
Tulak Angen
Elemen rumah adat Suku Aceh ini merupakan rongga tempat berlalu angin di dinding sisi rumah yang bentuknya segi tiga.