Ukiran dan Elemen Rumah Adat Suku Aceh yang Penuh Filosofi

Keunikan rumah adat Aceh
Keunikan rumah adat Aceh (source: pinimg.com)

Rumah adat suku Aceh merupakan salah satu warisan kebudayaan dari tanah Aceh. Rumah ini bukan hanya tempat tinggal semata namun juga mengandung makna, filosofi, dan nilai seni yang tinggi. Salah satu bentuk seni dalam rumah adat Aceh terlihat dari motif ukiran yang menjadi ornamennya.

Ukiran Rumah Adat Provinsi Aceh

Pada rumah Aceh memiliki ornamen dalam bentuk ukiran. Ornamen tersebut dipahat pada pada papan dinding kayu. Namun ada juga ornamen dari kayu yang disematkan di dinding. Bentuk ukiran tersebut sangat bervariasi dan memiliki ciri khas tersendiri.

Bacaan Lainnya

Ukiran yang terdapat di rumah adat suku Aceh, menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh memiliki jiwa seni yang tinggi. Ornamen ini bahkan tak hanya ada di rumah adat saja, namun juga sering ditemukan di tempat ibadah dan kantor pemerintahan.

Motif rumah adat Provinsi Aceh menjadi bagian dari sikap dan pandangan hidup orang Aceh. Ukiran flora dan fauna bermakna sebuah kecintaan terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan. Motif bulan dan bintang mengandung filosofi sebagai isyarat agam Islam. Sedangkan motif awan bermakna lambang kesuburan.

Selain ketiga motif tersebut, ada juga motif taloe meuputa (tali berpintal) yang bermakna ikatan persaudaraan dalam masyarakat Aceh. Mengutip dari buku Arsitektur Rumah Tradisional Aceh, berikut beberapa motif yang terdapat di rumah adat suku Aceh.

Baca Juga: 7 Keunikan Rumah Adat Aceh yang Wajib Diketahui

  1. Motif Keagamaan

Agama dan masyarakat Aceh memang dua hal yang sulit dipisahkan. Bahkan daerah ini disebut sebagai Serambi Mekah. Keberadaan agama bisa terlihat dari ornamen yang terdapat di rumah adat Provinsi Aceh. Pada rumah adat tersebut sering ditemukan motif bercorak bulan, bintang, dan kaligrafi dengan tulisan arab. Kaligrafi yang banyak ditemukan yaitu tulisan Allah dan Muhammad dengan menggunakan tulisan Arab. Motif tersebut biasanya ditemukan di dinding bagian tulak angen.

  1. Motif Flora

Rumah adat Suku Aceh  juga memiliki motif flora atau tumbuhan. motif tersebut bisa berbentuk akar, batang, bunga, atau daun. Motif ini biasanya terdapat di tangga, dinding tulang angen (rongga angin), balok di kap atap, dan jendela.

  1. Motif Fauna

Motif ukuran lainnya yang ada di rumah adat Suku Aceh selanjutnya yaitu fauna. Motif ini biasanya bercorak hewan unggas yang umumnya banyak disukai masyarakat Aceh. Misalnya motif merpati dan balam atau perkutut.

  1. Motif Lain

Rumah adat Provinsi Aceh juga memiliki motif ukir lain seperti pucok reubong atau pucuk rebung bambu. Maksud motif ini yaitu hidup bermula dari rebung kemudian berproses menjadi bambu. Yang sama saja artinya bahwa kehidupan bermula dari hal yang kecil kemudian berproses menuju ke tahapan yang lebih besar. Selain itu, ada juga motif bungong kipah atau bunga kipas dan daun sirih yang memiliki makna tersendiri.

Baca Juga: Rumah Adat Aceh: Makna, Filosofi Dan Konstruksi Lengkap

Elemen Rumah Adat Suku Aceh

Rumah adat Provinsi Aceh merupakan bangunan yang terbuat dari kayu. Hanya bagian atap yang terbuat dari daun rumbia. Sementara itu, pasak digunakan untuk menyatukan antar elemen dalam bangunan tersebut. Elemen unik yang mencerminkan kekayaan budaya dan keahlian arsitektural masyarakat Aceh. Berikut adalah penjelasan dari beberapa elemen tersebut:

  1. Tameh: Ini adalah penyangga utama badan rumah. Ada peribahasa Aceh yang mengatakan bahwa orang Aceh harus sekuat kayu tiang penyangga rumah dan selentur tali pengingat atap rumah, yang menggambarkan pendirian yang teguh namun berhati lembut. Tameh merupakan bagian yang digunakan sebagai penyangga badan. Terdapat sebuah pribahasa Aceh “Kreuh beu beutoi kreuh, beulagee kreuh kayee jeut keu tamèh rumoh; Leumoh beu beutoi leumoh, beulagee taloe seunikat bubông rumoh” yang artinya “Jika keras, haruslah sekeras kayu tiang penyangga rumah; jika lentur, mesti selentur tali pengingat atap rumah. Peribahasa tersebut memiliki filosofi bahwa orang Aceh memiliki pendirian yang teguh namun berhati lembut.
  2. Tameh Raja: Ini adalah tiang utama di sisi kanan pintu masuk, lebih besar dari tiang lain dan memiliki posisi penting.
  3. Tameh Putroe: Pasangan dari Tameh Raja, terletak di sisi kiri pintu masuk dan berfungsi serupa.
  4. Gaki Tameh: Ini adalah alas tiang, biasanya terbuat dari batu sungai, yang mencegah kayu tiang masuk ke dalam tanah.
  5. Rok: Balok pengunci ini menguatkan antar ujung setiap balok.
  6. Thoi: Ini juga merupakan balok pengunci, tapi arahnya tegak lurus dengan rok.
  7. Peulangan: Tempat bertumpu dinding dalam atau interior rumah.
  8. Kindang: Tempat bertumpu dinding luar atau eksterior.
  9. Aleu: Lantai rumah, dibuat dari papan dengan bilah kecil.
  10. Rante Aleu: Pengikat lantai yang terbuat dari rotan atau tali.
  11. Lhue: Balok rangka untuk menyangga lantai.
  12. Neudhuek Lhue: Tempat bertumpunya lhue.
  13. Binteh: Dinding rumah.
  14. Binteh Cato: Dinding catur, bentuk jalinan dinding tertentu.
  15. Boh Pisang: Papan kecil di atas kindang.
  16. Tingkep: Istilah untuk jendela, biasanya berukuran kecil di rumah adat Aceh.
  17. Pinto atau Pintu: Pintu masuk utama rumah.
  18. Rungka atau Rangka Atap: Struktur utama atap rumah.
  19. Tuleueng Rhueung: Juga dikenal sebagai balok wuwung, tempat bersandar kaso di ujung atas.
  20. Gaseue Gantong atau Kaki Kuda-Kuda: Struktur pendukung tambahan untuk atap.
  21. Puteng Tamer: Ujung tiang yang dipahat sebagai penyambung balok.
  22. Taloe Pawai: Tali pengikat atap yang diikat pada ujung bui teungeut.
  23. Bui Teungeut: Potongan kayu untuk menahan neudhuek gaseue.
  24. Tulak Angen: Rongga tempat berlalu angin di dinding sisi rumah yang berbentuk segi tiga.

Setiap elemen ini memiliki fungsi spesifik dan membentuk keseluruhan arsitektur rumah adat yang unik dan fungsional.

Pos terkait