Peraturan Lompat Tinggi: Pengertian, Sejarah dan Teknik Dasar

Peraturan Lompat Tinggi
Peraturan Lompat Tinggi

Selain teknik yang benar, peraturan lompat tinggi juga perlu diperhatikan ketika seorang atlet melakukan lompat tinggi. Berbeda dengan lompat jauh dimana mengutamakan jarak lompatan, dalam lompat tinggi mengutamakan ketinggian. Berikut beberapa hal mengenai lompat tinggi yang perlu kamu ketahui

Pengertian Lompat Tinggi 

Lompat tinggi merupakan cabang dalam olahraga atletik dimana atlet lompat tinggi diharuskan untuk melakukan lompatan setinggi-tingginya untuk melewati mistar tanpa menggunakan alat. Pengertian ini bisa juga disebut sebagai Tujuan Lompat Tinggi.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Lompat Tinggi Gaya Straddle: Pengertian, Sejarah, dan 5 Cara Melakukannya

Peraturan Dalam Lompat Tinggi 

Hal yang sangat penting sebelum melakukan olahraga lompat tinggi adalah mengetahui dan memahami aturan yang berlaku.

  1. Para atlet lompat tinggi harus melewati mistar tanpa menyentuh atau menjatuhkan mistar yang dilewati. Jika atlet tidak mampu melanjutkan lompatan atau tidak melakukan lompatan mala akan didiskualifikasi.
  2. Setiap atlet lompat tinggi mendapat kesempatan yang sama untuk melewati mistar sebanyak 3X dengan ketinggian yang sama. Jika ketiga kesempatan tersebut gagal, maka atlet tersebut akan dinyatakan gugur.
  3. Tolakan yang diperbolehkan dalam teknik lompat tinggi adalah dengan hanya menggunakan salah satu kaki.
  4. Peserta lomba lompat tinggi hanya boleh menggunakan atribut dan pakaian yang sesuai dengn standar yang ditetapkan oleh panitia
  5. Atlet memiliki kewajiban untuk meneruskan lompatan meskipun peserta terdahulu gagal, hingga dia tidak mampu
  6. Ketinggian dari lompatan akan diukur secara berkala sehingga kecurangan bisa diminimalkan.

Selain Peraturan, Ini Sejarah Lompat Tinggi yang harus anda tahu

Lompat tinggi pertama kali diadakan di abad ke 19 pada ajang Olimpiade di Skotlandia. Pada saat itu, lompatan tertinggi dilakukan oleh atlet dengan tinggi 1.68 dengan melakukan lompat tinggi gaya gunting. Semenjak saat itu, gaya lompat tinggi telah berkembang dan di adaptasi oleh para pelompat profesional. Michael Sweenchy di tahun 1895 berhasil melakukan lompatan di atas mistar berketinggian 1.97 meter dengan melakukan gaya eastern-cut off seperti gaya gunting.

Selanjutnya pada tahun 1912 seorang atlet lompat tinggi bernama George Horine melakukan lompat tinggi dengan teknik yang kemudian dikenal dengan nama Western Roll. Dengan melakukan teknik tersebut, George berhasil melompati mistar dengan ketinggian 2.1 meter. Pada olimpiade Berlin tahun 1936, atlet Cornelius Jhonson berhasil melakukan lompatan setinggi 2.03 meter.

Setelah 4 dekade, barulah kemudian ada perkembangan gaya lompat tinggi berikutnya yang dikembangkan oleh Charles Dumas. Gaya ini kemudian disebut dengan gaya Straddle. Teknik inilah yang menjadi perantara keberhasilan lompatan hingga ketinggian 2.13 meter di tahun 1956. Dengan demikian, teknik straddle dianggap jauh lebih efektif dalam menghasilkan lompatan yang lebih tinggi.

Rekor lompat tinggi dunia terjadi di Olimpiade tahun 1964 dimana pelompat Rusia Valeriey Brumel melakukan lompatan dengan ketinggian 2.28 meter.

Hingga saat ini, gaya dalam lompat tinggi terbagi dalam :

  • Gaya gunting
  • Gaya guling sisi
  • Gaya fosbury flop
  • Gaya guling straddle

Baca Juga: Lapangan Lompat Tinggi: Sejarah Dan Peraturannya

Peraturan Dan Teknik Dasar Lompat Tinggi 

Teknik dasar olahraga lompat tinggi sama halnya dengan teknik pada saat melakukan lompat jauh. Keduanya memiliki 4 teknik dasar yang terdiri dari: teknik awalan, teknik tolakan, teknik saat melayang di udara/ di atas mistar, dan yang terakhir teknik pendaratan.

  1. Teknik Awalan Lompat Tinggi 

Teknik awalan adalah kunci dari keberhasilan atlet lompat tinggi. Teknik awalan dalam lompat tinggi adalah gerakan berlari menuju mistar sebelum kemudian melakukan tolakan. Hal yang diperhatikan saat melakukan awalan adalah:

  • Sudut pada saat melakukan awalan harus tepat karena akan memaksimalkan tinggi lompatan. Sudut dari masing-masing gaya lompat tinggi memiliki sudut yang berbeda.
  • Pilih kaki yang paling kuat untuk melakukan tumpuan. Hal ini karena sudut yang dipakai dalam gaya yang berbeda harus disesuaikan juga dengan teknik lompatannya.
  • Awali lari dengan pelan dan dipercepat dengan wajar.
  1. Teknik Tolakan 

Saat melakukan tolakan sangat penting untuk menggunakan kaki yang terkuat sebagai tumpuan. Dengan menggunakan kaki yang terkuat maka lompatan akan lebih maksimal.

  1. Sikap badan saat Melayang di Atas Mistar 

Sikap badan saat melayang di atas mistar berbeda-beda sesuai dengan jenis gaya yang dilakukan.

  • Lompat tinggi gaya straddle: posisi badan pelompat di atas mistar adalah gaya tengkurap
  • Lompat tinggi gaya gunting.  Ada dua jenis gaya gunting, yaitu gaya gunting klasik dan yang disempurnakan oleh Sweeney. Pada gaya gunting klasik, lompatan dilakukan dengan gaya jongkok sehingga pose tubuh diposisikan menghadap mistar. Sweeney kemudian melakukan perubahan dari gaya gunting yang ada dengan melakukan awalan dimana tubuh diposisikan di samping mistar. Dengan demikian tubuh menjadi sejajar atau miring dengan mistar.
  • Lompat gaya guling sisi atau western roll. Awalan dilakukan di sisi samping mistar. Setelah tubuh terangkat dengan posisi telentang dan mencapai mistar, tubuh dimiringkan ke sisi lain tolakan untuk mendarat.
  • Lompat gaya flop. Gaya flop tergolong sulit untuk pemula karena menyerupai gerakan salto dan berbaik menggunakan punggung sebagai tumpuan saat melewati mistar.
  1. Teknik Pendaratan 

Teknik pendaratan dilakukan sesuai dengan gaya yang dilakukan. Lakukan dengan benar sehingga tidak terjadi cedera.

Demikian sejarah, teknik dan peraturan lompat tinggi yang perlu diperhatikan untuk melakukan lompatan yang baik dan benar.

Pos terkait